Siapa yang tidak kenal dengan hewan yang satu ini yaitu belut. Hewan air tawar yang berbentuk mririp dengan ular ini masuk sebagai jenis ikan bukan ular, hewan ini digemari karena rasa dagingnya yang gurih dan lezat jika dimasak. Belut menjadi makanan favorit sebagian orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Penyebaran hewan yang satu ini bisa dikatakan sangat banyak, selain di rawa-rawa, hewan ini juga banyak ditemukan di sekitar sawah atau sungai. Lantaran perminatan pasar akan belut cukup banyak, dan menyebabkan pasokan belut dipasaran tidak memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu belakangan banyak orang tertarik budidaya belut termasuk pria kelahiran Malang Chandra Ekajaya.
Pengusaha ini memilih salah satu varian belut yang mulai banyak dibudidayakan yaitu jenis belut super. Belut super berbeda dengan belut biasa, belut super memiliki ukuran lebih besar. Ukuran tubuhnya mencapai 6,5 cm dengan panjang sekitar 50 cm jika sudah dewasa dan layak jual. Chandra Ekajaya adalah salah satu pengusaha yang mencoba membudidayakan belut super menyatakan, ketika bobot tiga ekor belut super bisa mencapai 1 kg. Belut dengan ukuran tersebut yang memiliki nilai jual dan biasa dicari oleh pengusaha restoran dan makanan ringan sebagai produk olahan.
Dirinya saat ini sudah memiliki 8 kolam lumpur yang digunakan sebagai tempat budidaya belut super. Setiap kolam berukuran sekitar 2×5 meter. Untuk pemberian pakan harus dilakukan secara rutin, sewaktu masa panen dirinya bisa memanen belut setiap tiga atau empat bulan sekali dengan akumulasi dalam setahun bisa empat hingga lima kali panen. Saat panen, setiap kolam bisa menghasilkan 250 kg belut super. Harga setiap kilonya sekitar Rp 30.000-Rp 35.000. Dengan harga tersebut, omzet yang didapatnya sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta setiap kali panen. Adapun laba bersihnya sekitar 50 persen dari omzet.
Untuk biaya produksi yang dikeluarkan Setiap satu kg bibit belut super ini dijual dengan harga Rp 40.000.
Pemberian makan harus bisa disesuaikan dan dipilih tidak boleh sembarangan. Dirinya menghindari pemberian pelet karena justru dapat menghambat pertumbuhan belut. Dirinya juga menyarankan, sebaiknya belut super lebih banyak diberikan pakan alami, seperti keong, katak, atau cacing ketimbang pakan buatan.
Budidaya belut super belakangan semakin digandrungi. Maklum, selain tingginya permintaan pasar, budidaya belut ini juga tidak sulit. Herman Susilo, pembudidaya belut super dari Malang, Jawa Timur bilang, hal utama yang mesti diperhatikan adalah pemberian pakan. Dengan pakan alami, belut super bisa lebih cepat dipanen karena pertumbuhannya juga menjadi lebih cepat. Jika diberi pakan buatan, belut super baru bisa dipanen dalam waktu enam hingga tujuh bulan sejak awal dipelihara. “Tapi dengan pakan alami bisa panen setiap tiga hingga empat bulan,” ujar dirinya.
Hal yang tidak kalah penting ketika sukses membudidayakan belut super adalah memperhatikan kecukupan pakan. Karena bila jumlah pakan kurang bisa menyebabkan terjadinya kanibalisme antar belut dan menyebabkan populasi belut menurun. Untuk itu, dirinya menyarankan pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari, dua kali sehari dirasa sudah cukup. Itu semua dilakukan untuk menghindarkan dari proses kanibalisme.
Budidaya belut super sendiri menurutut pengusaha sukses ini ada dua cara. Yakni, menggunakan media kolam lumpur dan menggunakan bubu bambu di sawah dan pastinya harus bekerjasama dengan petani dan pemilik sawah. Chandra Ekajaya sendiri menggunakan media kolam lumpur. Langkah pertama yang harus dilakukan tentu menyiapkan kolamnya sebagai media utama. Kolamnya tidak perlu terlalu lebar dan besar. Cukup dengan ukuran diameter 2×5 meter sudah bisa menampung 50 kilogram (kg) bibit belut. Ketika panen datang, dengan akumulasi bibit sebanyak itu bisa menghasilkan bobot 250 kg sekali panen dari satu kolam.
Setelah kolam jadi, kemudian masukkan gedebok pisang dan jerami sebagai media singgah belut untuk bertelur dan bersembunyi. Lalu masukkan pupuk kandang, pupuk kandang merupakan salah satu media yang bisa mempercepat pembusukan gedebok pisang dan jerami yang sudah dimasukan dan diletakan di dalam kolam lumpur.
Kemudian setelah semuanya siap media kolam lumpur dan jerami barulah menyiapkan pakan tambahan , ketika pakan tambahan sudah siap lalu lanjutkan dengan pemberian lumpur kering. Setelah itu, masukkan air dengan kedalaman minimal 15 centimeter (cm). Menurut pengusaha ini pembusukan jerami dan gedebok pisang sendiri bisa mencapai 2-4minggu mulai dari meletakan awal dikolam.
Pengusaha belut ini juga menggunakan media sawah sebagai salah satu cara pembudidayakan belut. dirinya hanya perlu bekerja sama dengan pemilik sawah. Dalam satu petak sawah biasa menanam 20 hingga 50 bubu sebagai tempat belut bertelur. Untuk makanan yang disiapakan untuk metode di sawah, cukup menaruh cacing di sekitar bubu tersebut sebagai salah satu pakan alami daripada belut tersebut.
Sebenarnya kedua cara tersebut dirasa memiliki nilai positif dan negative masing –masing. Namun kedua cara tersebut sudah teruji bisa meningkatkan tingkat produksi belut tersbut, hal ini lah yang dilakukan oleh Chandra Ekajaya dan terbukti dari kedua cara tersebut mampu mengantarkan dirinya sebagai pengusaha belut sukses dari Malang.
Untuk proses panen sendiri, belut setalah dilakukan panen akan disortir kembali sesuai dengan bobot dan ukuran. Untuk pasokan belut pasaran juga berbeda, untuk pasar restoran dan tempat makan kebanyakan menggunakan belut dengan ukuran sedang dan bobot berkisar 1 Kg. Ketika belut sudah terlalu besar belut untuk diolah sudah memiliki tekstur yang keras dan tidak empuk lagi. Kemudian untuk belut ukuran besar juga harus disortir kembali mana yang pantas untuk dijadikan sebagai indukan menghasilkan bibitan yang berkualitas.
Untuk penyebaran distribusinya, pengusaha Chandra Ekajaya bekerjasama dengan beberapa koperasi di daerah Malang yang memang mendistribusikan belut dikawasan Malang. Namun untuk distribusi kawasa luar Malang. Dirinya sudah mulai melebarkan sayap distribusi hingga mencapai pulau Kalimantan dengan menggandeng kerjasama dengan beberapa swalayan dan supermarket ternama di Indonesia yang sudah memiliki cabang di seluruh wilayah Indonesia. Pemasaran belut memang sudah mudah dilakukan, saat ini akibat dari permintaan pasar yang tinggi menyababkan sektor komoditas belut meningkat tajam. Dari data tahun 2009, permintaan pasar yang seharusnya mencapai 500Kg perbulan, hanya bisa dipenuhi sekitar 300Kg saja. Inilah yang mendorong pengusaha dan banyak orang lainya termasuk pengusaha Chandra Ekajaya meilirk bisni budidaya belut dan belut super.
Bukan tidak mungkin belut bisa menembus pasar ekspor, untuk kawasan asia timur seperti jepang, china dan kawasan lainya memang memiliki olahan dari bahan dasar belut yang memiliki konsumen banyak. Pasar itu bisa coba dimanfaatkan sebagai salah satu pasar ekspor kedepanya. Namun untuk menuju kesana perlu persiapan matang, mulai dari standar produk dan belut yang memiliki kualitas baik mampu menembus pasar ekspor.